METODE DAKWAH (BIL KITAB)



Pada mulanya, sebelum ditemukan keterampilan membaca dan menulis, pengajaran para nabi dilakukan secara lisan. Mereka mengajarkan prinsip-prinsip kebaikan dan kebenaran kepada manusia. Manusia memelihara, menghafal dan mengamalkannya. Generasi yang kemudian menerima dari generasi yang terdahulu. Bila orang-orang mulai melalaikan atau meremehkannya setelah sekian lamanya, Allah mengutus nabi yang lain untuk meneruskan tugas dakwah itu.

Akan tetapi setelah masyarakat manusia mengenal tulisan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain dan mengajarkanya, cara itu pun dipilih juga oleh para nabi. Inilah nabi Musa a.s. dan nabi Muhammad s.a.w. musa menyampaikan pengajaran Taurat kepada umatnya secara tertulis, bukan dengan pengajaran lisan. Demikian pula orang-orang arab diberikan pengajaran agama dengan “kalam” disamping pengajaran secara lisan dan pengajaran melalui pidato.
Amin Ahsan Al-Islahi , Metode Dakwah Menuju Jalan Allah, (Jakarta: Literia Antarnusa, 1985), hlm. 65-66.

Setelah kaum Muslimin mengadakan perjanjian perdamaian dengan kaum Musyrikin Quraisy yang dikenal dalam sejarah dengan Shulhul Hudaibiyah maka nabi Muhammad saw mengutus beberapa utusanya untuk menjumpai para raja dan pembesar Negara-negara tetangga dengan membawa surat da’wah yang isinya mengajak para raja Negara-negara tetangga itu memeluk agama islam dan meninggalkan agamanya yang dianutnya selama ini.
Drs. M. Masyhur Amin, Metode Da’wah Islam dan Beberapa Keputusan Pemerintah Tentang Aktivitas Keagamaan, (Yogyakarta: Sumbangsih, 1980), hlm. 55.

            Dalam bab yang lalu telah kita bicarakan soal sarana dan peralatan da’wah, dan makin lama da’wah akanberhadapan dengan masyarakat yang makin maju dan rumit, dari yang konvensional kepada yang inkonvensional atau dari alat-alat yang langsung kepada alat yang lebih bersifat tidak langsung. Dakwah tidak hanya akan mempergunakan lisan dan tulisan, akan tetapi akan mempergunakan gambar dan gambar yang hidup.
M. Syafa’at Habib, Buku Pedoman Da’wah, (Jakarta: Widjaya, 1982), hlm. 152.

            Yaitu dakwah yang dilakukan dengan perantaraan tulisan, baik berupa bentuk surat yang dikirim kepada orang-orang tertentu ataupun karangan-karangan di surat-surat kabar/majalah. Termasuk juga di dalamnya buku-buku, bulletin-buletin, risalah, pamflet, pengumuman tertulis, edaran, diktat, spanduk yang semuanya dengan menggunakan kata-kata/kalimat-kalimat yang ditulis. Tentu saja media ini digunakan buat orang-orang yang pandai baca tulis dan digunakan sebagai usaha pengganti atau penambah media lisan.
Kadang-kadang media ini mempunyai beberapa kelebihan daripada media yang pertama, misalnya tahan lama, mudah diikuti dan tidak salah tangkap dalam mengambil kesimpulan.
Drs. Abdul Kadir Muasyi DIP. AD. ED, Metode Diskusi Dalam Da’wah, (Surabaya), hlm.41.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan