Pengertian Aksiologi


Secara bahasa, aksiologi berasal dari kata ‘axios’ dalam bahasa yunani artinya nilai, dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa aksiologi adalah ‘ilmu tentang nilai’.
Sedangkan menurut beberapa ahli sebagaimana yang dikutib oleh Mohammad Zamroni (Zamroni. 2009: 101) adalah sebagai berikut:
1.       Jujun. S Suriasumantrih
Aksiologi berarti teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
2.       Bramei
Aksiologi terbagi dalam 3 bagian penting, antara lain:
a.       Tindakan moral yang melahirkan etika
b.      Ekspresi keindahan yang melahirkan estetika
c.       Kehidupan social politik yang melahirkan filsafat social politik
3.       Dalam encyclopedia ofphilosophy
dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan ‘value’ dan valuation dalam hal ini nilai dianggap sebagai nilai memberi nilai dan dinilai.
4.       Richad Laningan
Mengatakan bahwa aksiologi merupakan kategori keempat dalam filsafat merupakan studi etika dan estetika. Hal ini berarti bahwa aksiologi berfokus pada kajian terhadap nilai-nilai manusiawi serta bagaimana cara mengekspresikanya.
Sedangkan sebagaimana yang dikutib oleh Windi dalam makalahnya[1] (Windi: 2011) anatar lain:
5.       Wibisono (dalam Surajiyo, 2009:152)
Aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normative penelitian dan penggalian, serta penerapan ilmu.
6.       Scheleer dan Langeveld (Wiramihardja, 2006: 155-157)
Memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut. Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara moral.
7.       Langeveld
Memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.
8.       Kattsoff (2004: 319)
Mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat kita analisa secara garis besar bahwa teori tentang nilai (aksiologi) dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika dimana makna etika memiliki dua arti yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnya.
Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.




















DAFTAR PUSTAKA

1.      Zamroni, Mohammad. 2009.  Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
2.      N. Tumuwe, Windi. 2011. Artikel : Makalah Aksiologi (Filsafat Ilmu). Diakses dari : www.windyntumuwe.blogspot.com/2011/10/makalah-aksiologi-filsafat-ilmu.html
Pada tanggal 6 Desember 2012 jam 12.05 WIB



[1] http://windyntumuwe.blogspot.com/2011/10/makalah-aksiologi-filsafat-ilmu.html

1 komentar:

catatan maulana mengatakan...

Mantap sekali tulisannya.
Sangat bermanfaat buat dijadikan referensi.
Mohon kunjungi blog saya juga ya.
FAJRIN MAULANA

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan