Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
الحَمْدَ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى
اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ
بِإِحسْاَنٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا
بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ ولا تموتن إلا وأنتم
مسلون
Ma’asiral
muslimin rahiimakumullah,marilah di awal perjumpaan kita saat ini sudah
selayaknya bagi kita semua untuk mensyukuri nikmat yang tidak henti-hentinya
Allah anugerahkan kepada kita semua. Sampai-sampai jika kita menghitung
satu-persatu nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan, maka kita tak akan mampu
melakukanya. Mulai dari nikmat sehat, hingga nikmat sempat sehingga pada saat
ini atas kehendak Allah Subhanahu wa ta’ala kita dapat berkumpul dalam sebuah
majelis syar’i, majelis dimana di dalamnya dibicarakan tentang Allah,
Rasulullah serta urusan dien.
Tak
lupa setelah kita memuji Allah dimana segala puji memang layak untuk-Nya,
marilah yang kedua kita bershalawat kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam, sebagai unkapan terimakasih kita kepada beliau yang telah
berjasa menyampaikan syare’at Islam ini kepada kita semua, sehingga hingga saat
ini kita masih bisa merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Kepada
para keluarganya, kepada para sahabat-sahabatnya, dan kepada orang-orang yang
secara konsisten memegang petunjuk dari sunnah-sunnahnya hingga hari kiamat
nanti.
Ma’asiral
muslimin rahimakumullah, dalam kesempatan ini, saya akan menyampaikan sebuah
pembahasan yang kedudukanya sangat urgen di tengah-tengah kehidupan masyarakat,
dimana terjadi dalam fenomena saat ini banyak kaum muslimin yang
menyepelekanya, yaitu “Adab dengan Tetangga”. Banyak nas-nas dari Al-Qur’an dan
hadis yang menjelaskan secara gamblang permasalahan ini. Betapa indah ajaran
Islam, betapa sempurna ajaran Islam. Jangankan berbicara dalam urusan bertetangga,
masalah terkecilpun dalam Islam telah mengaturnya. Begitu maha Rahmanya Allah
kepada para hambanya supaya mereka selamat dalam mempersiapkan kehidupan di
akhirat nanti. Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha ilallah, Allahuakbar.
Ma’asiral
muslimin rahimakumullah, dalam kesempatan ini marilah kita kupas satu per satu
secara mendalam pembahasan kita kali ini agar kita mengetahui bagaimana sebagai
seorang muslim seharusnya kita beradab kepada tetangga untuk memenuhi
hak-haknya yang telah Allah dan Rasulnya tetapkan bagi kita semua.
Di
dalam ajaran Islam yang dibawa Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam,
Rasulullah telah mengajarkan bahwa seorang muslim mengakui adanya hak-hak dan
adab-adab kepada tetangga lainya. Kedua pihak yang bertetangga diwajibkan
memberikan dan memenuhinya secara sempurna, demi terjalinya kemaslahatan,
kerukunan dalam hidup bermasyarakat. Karena pada hakekatnya, kerukunan dalam
masyarakat ini akan terjalin apabila setiap orang dalam keluarga saling
memenuhi atas hak-hak tetangganya. Maka apabila hal ini terjalin dengan baik,
maka tidak mungkin akan ada tawuran antar suku, antar desa, bahkan antar
pelajar, ataupun lainya. Pendidikan inilah yang perlu kita tanamkan kapada kita
semua, kapada masyarakat di lingkungan kita semua, terlebih lagi kepada para
pemuda dan pelajar supaya kita bersama-sama menjalin hubungan yang baik
terhadap sesame, dimulai dari pendidikan saling memenuhi hak-hak tetangga kita.
Ma’asiral
muslimin rahimakumullah, perlu kita ketahui dalam masalah ini, bahwasanya Allah
subhanahu wa ta’ala telah berfirman di dalam kitabnya, sehingga dengan dasar
itulah kita bisa mengambil sebuah hukum berkaitan dengan salah satu
perintah-Nya tentang pentingnya berbuat baik terhadap tetangga. Allah berfirman
dalam surat An-Nisa’ ayat 36:
*
(#rßç6ôã$#ur ©!$# wur (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© (
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur Ï 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷r& 3
¨bÎ) ©!$# w =Ïtä `tB tb%2 Zw$tFøèC #·qãsù ÇÌÏÈ
Artinya:
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman
sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Ayat
di atas menunjukkan betapa agungnya perintah Allah subhanahu wata’ala mengatur
hambanya. Dalam ayat itu ditegaskan bagaimana kita kebagai umat muslim
diperintahkan untuk berbuat baik, termasuk kepada tetangga. Sebuah hadis dari Rasulullah
yang tak kalah pentingnya menunjukkan bahwa betapa pentingnya akhlak seorang
muslim kepada tetangganya, hingga dalam sebuah hadis riwata Bukhari dikatakan:
“Jibril
senantiasa mewasiatkan kepadaku tentang tetangga hingga aku mengira bahwa ia
akan mendapatkan warisanya”
Perkataan
tersebut menunjukkan bahwa perintah yang Beliau serukan ini merupakan sebuah
perintah yang tidak main-main pentingnya. Persangkaan Rasulullah yang
mengatakan bahwa beliau mengira jika tetangga itu akan berhak mendapatkan hak
waris, berarti disini mengandung maksud bahwa perintah berbuat baik kepada
tetangga sangatlah besar nilainya.
Juga
dalam sabda yang lain:
“barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tetangganya”.
Ma’asiral
muslimin rahimakumullah, setelah kita mengetahui perintah dalam Islam untuk
berbuat baik kepada tetangga, lalu apa sajakah yang menjadi adab bertetangga?
Berikut saya ingin mencoba menjelaskan satu per satu berkenaan dengan adab-adab
terhadap tetangga dimana saya mengutipnya dari sebuah karya ulama Abu Bakar
Jabir Al-Jazairi dalam sebuah kitabnya Minhajul Muslim.
1. Tidak
menyakitinya, baik dengan perkataan atau perbuatan
Mengapa
Rasulullah menegaskan dalam hal ini seorang Muslim dilarang menyakiti
tetangganya meskipun hanya dengan sebuah ucapan yang menyakitkan? Jawabanya,
karena hal itu menyangkut salah satu dari sekian cabang keimanan, sehingga
Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
“Barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti
tetangganya.” (HR. Al-Bukhari Bab Adab no 29 dan Muslim Bab Iman no. 73)
Juga
sabda beliau:
“Demi
Allah! Tidak beriman, demi Allah tidak beriman!. Dikatakan kepada beliau,
“siapakah yang engkau maksu wahai Rasulullah?” beliau menjawab, “yaitu orang
yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatanya.”
Penegasan
dari kata-kata Rasulullah dalam kata Demi Allah! tidak beriman, yang diulang
hingga dua kali menunjukkan sebuah kepastian yang tidak bisa dibantahkan lagi.
Selain
dalam atsar di atas, beliau juga pernah bersabda kepada seorang perempuan yang
diceritakan kepada beliau bahwa dia selalu berpuasa di siang hari dan
mengerjakan shalat malam, tapi ia menyakiti tetangganya, maka dikatakanlah:
“Dia
masuk neraka.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim, dan Isnadnya Shahih).
Ma’asiral
Muslimin, begitulah gambaran Islam bahwa pentingnya bagi kita semua untuk
senantiasa memperhatikan setiap perbuatan kita yang kelak akan Allah
perhitungkan ini, terlebih kepada tetangga-tetangga kita. Jangan sampai
tetangga kitatersakiti karena ulah perbuatan kita. Mari kita control emosi
kita, kita jaga sikap kita, ketika ada perlakuan yang tidak baik dari tetangga
kita, maka jangan sampai kita melontarkan kata-kata yang bisa membuat tetangga
kita merasakan sakit hati. Dan perlu kita ketahui bersama bahwa sakitnya tubuh
karena tangan kita masih mudah untuk diobati, namun sakitnya hati karena ucapan
kita kepada orang lain, akan sulit untuk diobati.
2. Berbuat
baik kepadanya
Dalam
poin yang ke-dua ini, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita
semua agar senantiasa berbuat baik kepada tetangga kita. Misalnya, dengan
menolongnya jika dia meminta pertolongan, membantunya jika dia meminta bantuan
kepada kita, jangan sampai ketika kita mengetahui kesusahan yang dialami
tetangga kita, kita malah tidak merasa simpati sedikitpun, bahkan kita enggan
menolongnya. Naudzubillah min dzalik. Juga kewajiban kita yaitu menengoknya
jika dia sakit, ikut merasa senang jika dia merasa senang, ikut berduka jika
terkena musibah. Kabanyakan yang menjadi fenomena umat Islam dalam masyarakat
saat ini justru sebaliknya, kebanyakan mereka SMS, Susah Melihat tetangganya
Senang, dan sebaliknya Senang Melihat tetangganya Susah. Disinilah kebanyakan
umat Islam memiliki penyakit hati yang membuatnya selalu panas ketika
tetangganya membeli perabotan baru, mobil baru, dan sebagainya yang akhirnya
memunculkan rasa tidak nyaman pada dirinya, kemudian timbulah konflik antar
keduanya. Naudzubillah min dzalik.
Selain
itu, kita juga dianjurkan untuk memberi salam terlebih dahulu ketika bertemu,
melembutkan pembicaraan, bersikap sopan dan tidak berbicara seenaknya,
membimbing pada apa yang dipandang baik bagi agama dan dunianya, memaafkan
kesalahanya, tidak mengintip auratnya, tidak mempersempit bangunan atau tanahnya
(mengambil tanahnya), tidak menyakitinya dengan saluran air yang menimpanya,
atau dengan kotoran yang dilemparkan ke depan rumahnya.
Semua
ini merupakan bentuk perbuatan baik kepadanya yang diperintahkan kepada kita
semua sesuai dalam firma-Nya yang telah saysa sebutkan di atas, yaitu:
“…
tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh…” (An-Nisa’ ayat
36)
Juga
dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:
“barang
siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berbuat baik kepada
tetangganya.”
3. Kemudian
poin selanjutnya yang ke-3 adalah memuliakanya dengan memberinya kebaikan.
Hal
yang tak kalah pentingnya sebagai adab seorang muslim kepada tetangganya adalah
perintah untuk memuliakan dengan memberi kebaikan kepadanya. Sebagaimana sabda
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:
“wahai
perempuan-perempuan muslimah! Janganlah seorang tetangga (perempuan) meremehkan
pemberian tetangga (perempuan) lainya, walaupun itu hanya ujung kuku kambing.”
(HR. Bukhari).
Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam menegaskan dalam sabdanya dengan kelimat walaupun
ujung kuku kambing. Hal ini memberikan pengertian bahwa seorang yang mengaku
beriman dalam dirinya dilarang mencaci atau menolak pemberian tetangga kita.
Ketika tetangga kita misalnya memberikan makanan yang mungkin tidak kita sukai,
maka janganlah kita menolaknya dengan mencaci pemberianya, karena hal itu akan
menyakitkan hati tetangga kita yang bermaksud memberikan kebaikan kepada kita.
Rasulullah
Muhammad Shalallahu alaihi wasallam juga pernah bersabda kepada Abu Dzar:
“Wahai
Abu Dzar! Apabila kamu masak daging kambing maka perbanyaklah kuahnya dan
perhatikanlah tetanggamu.”
Sabda
beliau juga kepada Aisyah ketika ditanya Aisyah,
“Aku
mempunyai dua orang tetangga, kepada siapa aku berikan hadiah?” beliau
menjawab, “kepada yang paling dekat dengan pintu rumahmu.”
Maasiral
muslimin rahimakumullah, marilah kita berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala
semoga kita selalu diberikan kekuatan agar kita bisa semaksimal mungkin
menjalankan apa yang Allah dn Rasulullah perintahkan kepada kita, serta
menjauhi apa yang dilaran-Nya, termasuk semoga kita bisa mengamalkan salah satu
perintah-Nya untuk berbuat baik kepada tetangga-tetangga kita.
4. Menghormati
dan menghargainya
Adab
terhadap tetangga yang berikutnya adalah menghormati dan menghargainya. Ketika
tetangga kita meletakkan kayu bakar pada dindingnya, maka janganlah kita
melarangnya. Itulah contoh bagaimana sikap kita dalam menghormati tetangga
kita.
Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
“janganlah
seseorang di antara kalian melarang tetangganya meletakkan potongan kayu pada
dindingnya.” (HR. Ab-Bukhari dan Muslim).
Sabda
beliau yang lain:
“barang
siapa yang mempunyai tetangga satu sekat atau ia berserikat dengan sekat
bersamanya, maka janganlah ia menjualnya hingga ia menawarkan kepadanya.”
(HR. Al-Hakim dan disahihkanya)
Maasiral
muslimin yang dirahmati Allah, dari pembahasan kita di atas, secara umum kita
dapat mengambil dua ibrah yang perlu menjadi pelajaran bagi kita semua:
Pertama,
seorang muslim seharusnya mampun mengenal dirinya apakah kita termasuk orang
yang berbuat baik kepada tetangga kita, atau kita justro termasuk sebagai orang
yang berbuat jahat kepada tetangga kita. Dalam salah satu sabda Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam, sebagai tolak ukur bagi kita untuk menjawab
pertanyaan tadi adalah penilaian dari tetangga kita.
“apabila
kamu mendengar mereka berkata, ‘kamu telah berbuat baik’, maka kamu telah
berbuat baik, dan apabila kamu mendengar mereka berkata, ‘kamu telah berbuat
buruk, maka kamu telah berbuat buruk.” (HR. Ahmad)
Kedua,
apabila kita sebagai seorang muslim suatu saat diuji dengan tetangga kita yang
buruk kelakuanya, hendaklah kita berlapang dada dengan bersabar, karena
kesabaran itulah yang akan menjadi sebab dari keselamatanya.
Dalam
sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Daud, Rasulullah Muhammad Shalallahu
alaihi wasallam telah bersabda:
“ada
seorang laki-laki yang mendatangi Nabi Shalallahu alaihi wa sallam untuk
mengadukan tentang tetangganya, lalu beliau bersabda kepadanya, ‘bersabarlah’,
kemudian pada yang ketiga atau yang keempat kalinya beliau bersabda, ‘lemparkan
barang-barangmu ke jalan,’ kemudian orang itu melaksanakan pesan Rasulullah,
lalu orang-orang pun melewatinya dan bertanya, ‘ada apa denganmu?’ orang itu
menjawab, ‘tetanggaku telah menyakitiku’, lalu mereka pun melaknat tetangganya
sampai tetangganya itu mendatanginya dan berkata kepadanya, ‘kembalikan
barang-barangmu ke rumahmu, karena demi Allah aku tidak akan mengulanginya
(menyakiti).”
Maasiral
muslimin yang dirahmati Allah, maha suci Allah yang telah mengatur hambanya
sedemikian rupa sehingga kita sebagai hambanya bisa merasakan kehidupan
bermasyarakat dengan damai dan sejah tera, apabila kita senantiasa konsisten
mengamalkan segala yang telah menjadi ketetapan di dalam Islam, berusaha
mengistiqomahkan, dan senantiasa bersabar terhadap segala ujian yang menimpa
kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah
subhanahu wa taa’ala, sehingga kita selamat di dunia dan akhirat, selamat dari
kejahatan tetangga kita apabila mereka berbuat buruk kepada kita, dan selamat dari
kejahatan diri kita apabila kita pernah menyakiti tetangga kita.
Marilah
dengan pelajaran ini kita berusaha menginstropeksi diri kita masing-masing,
sejauh mana kita telah berbuat baik kepada tetangga kita.marilah kita evaluasi
kembali perbuatan-perbuatan kita yang pernah kita lakukan kepada tetangga kita.
Mintalah maaf apabila kita menyalahinya, dan maafkanlah tetangga kita apabila
kita pernah disakitinya.
Insya
Allah, apabila kita sebagai seorang muslim senantiasa memperhatikan apa yang
Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada kita, maka akan menjadi orang-orang yang
bisa menjalani kehidupan bermasyarakat ini dengan baik, aman tanpa gangguan
dari orang-orang disekitar kita.
Perlu
kita ketahui, bahwa di dunia ini kita hidup buka di tengah rimba, kita hidup
bukan sendirian, disekitar kita ada orang-orang yang wajib kita penuhi
hak-haknya, disekitar kita da orang-orang yang suatu saat akan kita butuhkan
bantuanya, kita hidup bermasyarakat, kita hidup di tengah-tengah mansyarakat,
siapa yang akan memandikan jasad kita kelak? Siapa yang akan mensholatkan jasad
kita kelak? Siapa yang akan menguburkan jasad kita kelak ketika kita sudah tak
bernyawa lagi kalau bukan orang-orang di sekitar kita atau tetangga kita?
Sampai
disinilah kiranya saya menasehati diri saya sendiri khususnya, dan kepada para
jamaah pada umunya, semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan kepada kita
semua agar kita bisa mengamalkan segala ilmu yang telah kita dapatkan terlebih
ilmu yang berkaitan dengan kehidupan kelak kita di akhirat. Sebiah negeri yang
kekal abadi, sebuah massa yang ada awal dan tak ada akhirnya. Semoga kita
termaasuk orang-orang yang mendapat kebahagiaan kelak di akhirat.
Demikian
apa yang bisa saya sampaikan, ada lebihnya dari Allah subhanahu wata’ala, ada
kurangnya dari kebodohan saya dan dari syetan.
Segala
puji hanya layak bagi-Nya, maha suci Allah, saya bersaksi bahwa tiada illah
yang berhak disembah selain hanya Allah, saya mohon ampun kepada Allah, dan
saya bertobat kepada-Nya.
Wassalamu’alaikum,
warahmatullahi wabarakatuh.
1 komentar:
Play asia slot77 free ▷ Review & Casinoland.jp m88 m88 코인카지노 코인카지노 810Top NFL Point Spreads, Lines and Props from 2021
Posting Komentar